NIM : 150341603154
Offr : B
" Pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning) "
Pengertian CTL dan pendekatan kontekstual
Model Pembelajaran CTL menurut Sanjaya (2006) menyatakan bahwa belajar dalam CTL
bukan hanya sekadar duduk, mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah
proses berpengalaman secara langsung. Lebih jauh ia mengupas bahwa Contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang
dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga
siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Blanchard
(Trianto, 2007) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran
yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.
CTL(contekstual teaching and learning) adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Dalam CTL (penguasan guru akan materi dan pemahaman mereka dalam memilih metode yang tepat untuk materi tersebut akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya metode yang saat ini di anggap tepat adalah pembelajaran agama islam adalah melalui pendekatan kontekstual. Pembelajaran kontekstual di dasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang di pelajari terkait dengan apa yang telah di ketahui, dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya, pembelajaran ini menekankan pada daya fikir yang tinggi.
CTL(contekstual teaching and learning) adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Dalam CTL (penguasan guru akan materi dan pemahaman mereka dalam memilih metode yang tepat untuk materi tersebut akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya metode yang saat ini di anggap tepat adalah pembelajaran agama islam adalah melalui pendekatan kontekstual. Pembelajaran kontekstual di dasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang di pelajari terkait dengan apa yang telah di ketahui, dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya, pembelajaran ini menekankan pada daya fikir yang tinggi.
Dari uraian di atas yang perlu kita fahami tentang CTL(contekstual
teaching and learning) kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan
langsung siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar di
orientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar
dalam konteks ini tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi
pembelajaran. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara
materi yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa di
tuntut untuk dapat menangkap hubhngan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata.
Alasan digunakan model pembelajaran CTL adalah:
a. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajari bukan hanya “menghafalkan”.
b. Strategi pembelajaran tidak hanya menuntut siswa menghafalakan fakta, konsep, generalisasi, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
c. Memperbaiki kebiasaan sehari-hari dalam PBM, yaitu dari siswa dipaksa menerima dan menghafal kearah strategi pembelajaran yang berpihak dan memberdayakan siswa.
a. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajari bukan hanya “menghafalkan”.
b. Strategi pembelajaran tidak hanya menuntut siswa menghafalakan fakta, konsep, generalisasi, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
c. Memperbaiki kebiasaan sehari-hari dalam PBM, yaitu dari siswa dipaksa menerima dan menghafal kearah strategi pembelajaran yang berpihak dan memberdayakan siswa.
Model pembelajaran yang mendukung CTL antara lain:
1. Pembelajaran berbasis masalah
1. Pembelajaran berbasis masalah
2. Pembelajaran proyek atau tugas
3. Pembelajaran kooperatif
4. Pembelajaran berbasis inkuiri
5. Pembelajaran otentik
6. Pembelajaran jasa layanan
7. Pembelajaran berbasis kerja
4. Pembelajaran berbasis inkuiri
5. Pembelajaran otentik
6. Pembelajaran jasa layanan
7. Pembelajaran berbasis kerja
Tujuh komponen utama dalam penerapan CTL :
1. Konstruktivisme(contruktivisme)
Konstuktivisme adalah landasan berfikir pembelajaran kontekstual yang menyatakan bahwa pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi sedikit. Yang hasilnya di perluas melalui konteks yang terbatas, pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk di ambil dan di ingat.manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan (Inquiry) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis konstektual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri dan menjelaskan tentang arti dari pada dalil aqli, dengan cara mengamati dan menghubungkan dengan alam sekitar kita. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Semua mata pelajaran dapat menggunakan pendekatan inquiry. Kata kunci dari strategi inquiry adalah “siswa menemukan sendiri”
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis kontekstual.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Metode pembelajaran dengan teknik masyarakat belajar (Learning Community) Ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Bentuk penerapannya dalam pembelajaran dengan cara belajar berkelompok.
5. Pemodelan (Modelling)Konstuktivisme adalah landasan berfikir pembelajaran kontekstual yang menyatakan bahwa pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi sedikit. Yang hasilnya di perluas melalui konteks yang terbatas, pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk di ambil dan di ingat.manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan (Inquiry) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis konstektual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri dan menjelaskan tentang arti dari pada dalil aqli, dengan cara mengamati dan menghubungkan dengan alam sekitar kita. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Semua mata pelajaran dapat menggunakan pendekatan inquiry. Kata kunci dari strategi inquiry adalah “siswa menemukan sendiri”
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis kontekstual.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Metode pembelajaran dengan teknik masyarakat belajar (Learning Community) Ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Bentuk penerapannya dalam pembelajaran dengan cara belajar berkelompok.
Pemodelan (Modelling) artinya dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang diinginkan oeh guru agar siswa-siswanya melakukan pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktifitas belajar. Dalam pembelajaran kontekstual penerapannya dengan cara mempresentasikan apa yang mereka tulis atau mereka jawab dari pertanyaan yang diberikan oleh guru.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi(Reflection) adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang baru saja di terima.
Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL
1.
Kelebihan
a.
Memberikan
kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang
dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
b.
Siswa dapat
berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan
memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c.
Menyadarkan
siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d.
Pemilihan
informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e.
Pembelajaran
lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f.
Membantu siwa
bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g.
Terbentuk
sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
2.
Kelemahan
a.
Dalam
pemilihan informasi atau materi dikelas
didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b.
Tidak efisien
karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c.
Dalam proses
pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian
menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d.
Bagi siswa
yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal
dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini
kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang
dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu
teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e.
Tidak setiap
siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f.
Kemampuan
setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi
namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami
kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft
skill daripada kemampuan intelektualnya.
g.
Pengetahuan
yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h. Peran guru
tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai
pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha
sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.
REFLEKSI
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
teori pendekatan CTL ini suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang
dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga
siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. CTL disebut
pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Teori ini tergantung penguasan guru akan materi dan
pemahaman mereka dalam memilih metode yang tepat untuk materi tersebut akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa akan
belajar dengan baik jika apa yang di pelajari terkait dengan apa yang telah di
ketahui, dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya,
pembelajaran ini menekankan pada daya fikir yang tinggi. Sehingga dapat melatih
siswa untuk berpikir kritis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar