Selasa, 04 April 2017

Resume ke 12 dan Refleksi : Siklus Belajar

Nama : Indra Lusmana 
NIM : 150341603154
Offr : B

" Siklus Belajar" 

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang dapat di gunakan untuk mendesain pola–pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan materi/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku–buku, film–film, tipe–tipe, program – program perangkat computer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan. Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivis ialah penggunaan siklus belajar (Herron, 1988) yang terdiri atas tiga fasa, yaitu fasa eksplorasi, fasa pengenalan konsep, dan fasa aplikasi konsep.  Menurut model belajar kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya mengenai suatu konsep. Selama pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan pemahamannya sendiri yang didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan pengalamannya. Siswa memilih informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan. Dengan demikian belajar merupakan suatu proses yang berputar ( siklus ).
Siklus Belajar terdiri atas tiga fasa, yaitu : fasa eksplorasi atau fasa penggalian konsep (Consept Exploration), fasa pengenalan konsep atau fasa penemuan konsep (Concept Introduction), dan fasa aplikasi atau penerapan konsep (Concept Application).
1. Fasa Eksplorasi atau Fasa Penggalian Konsep
Selama eksplorasi para siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Eksplorasi juga membawa para siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Penerapannya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Siswa mengidentifikasi objek-objek yang menarik, kejadian-kejadian atau situasi yang dapat diobservasi siswa-siswa. Pengalaman ini dapat terjadi dalam ruangkelas, laboratorium atau lapangan.
b. Tujuan utama dari eksplorasi adalah untuk secara mental membuat atau menimbulkan konsep yang kemudian akan diperkenalkan.
2. Fasa Pengenalan Konsep atau Fasa Penemuan Konsep
Fasa kedua ialah pengenalan konsep, biasanya dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dalam konteks apa yang telah diamati selama fasa eksplorasi. Adapun penerapan fasa pengenalan konsep dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pada awal pembelajaran secara jelas didasarkan pada eksplorasi siswa. Sehingga dalam fasa ini guru menunjukkan kepada siswa agar memperhatikan aspek-aspek yang spesifik dari pengalaman eksplorasi.
b. Berikutnya konsep-konsep diperkenalkan secara langsung dan formal.
c. Kunci fasa ini adalah untuk menunjukkan atau memperlihatkan konsep-konsep dalam cara yang sederhana, jelas, dan langsung. Hal ini agar dapat dipahami siswa dengan mudah.
3. Fasa Penerapan Konsep atau Fasa Aplikasi Konsep
Fasa ini menyediakan kesempatan bagi para siswa untuk menggunakan konsep-konsep yang telah diperkenalkan. Adapun penerapannya dapat dilaksanakan dengan cara mengenalkan aktivitas yang berbeda di mana siswa dapat memperluas konsep-konsep dalam situasi baru atau situasi yang berbeda.
Learning cycle melalui kegiatan dalam tiap fase mewadai siswa untuk aktif membangun konsep–konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai pandangan konstruktivistik yaitu:
1. Siswa belajar aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan
bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman sendiri.
2. Informasi dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu.
Dilihat dari dimensi guru, implementasi model pembelajaran ini dapat memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan dilihat dari dimensi siswa, penerapan model pembelajaran ini memberikan kelebihan sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
2. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan
3. Dapat menumbuhkan kegiatan belajar
4. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Sedangkan kekurangan penerapan model pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah–langkah pembelajaran
2. Menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran
3. Memerlukan pengelolahan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi

REFLEKSI 
Menurut model belajar kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya mengenai suatu konsep. Selama pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan pemahamannya sendiri yang didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan pengalamannya. Siswa memilih informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan. Dengan demikian belajar merupakan suatu proses yang berputar ( siklus ).
Siklus Belajar terdiri atas beberapa fase, yaitu: 
1. Fase pendahuluan (Engegament
2. Fase eksplorasi (Exploration)
3. Fase penjelasan (Explanation)
4. Fase Elaborasi (Elaboration)
5. Fase Evaluasi (Evaluation ) 
Learning cycle melalui kegiatan dalam tiap fase mewadai siswa untuk aktif membangun konsep–konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai pandangan konstruktivistik yaitu:
1. Siswa belajar aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan
bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman sendiri.
2. Informasi dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu.  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar