Minggu, 19 Februari 2017

Resume Ke 5: Teori Konstruktivisme dan Penerapannya Dalam Pembelajaran

Nama : Indra Lusmana
NIM : 150341603154
Offr : B




“Teori Belajar Konstruktivisme”

A. Pengertian Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Dari paparan tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.

B. Tujuan Teori Konstruktivisme
Tujuan dari teori ini dalah sebagai berikut: 
1.      Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. 
2.  Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya. 
3.      Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. 
4.      Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. 
5.      Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. 

C. Ciri – ciri Teori Konstruktivisme
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori konstruktivisme, yaitu:
1.      Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.
2.      Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa.
3.      Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.      Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada
         Hasil.
5.      Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan.

D. Prinsip Teori Konstruktivisme
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah:
1.      Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
2.      Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.  
3.      Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
4.      Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar. 
5.      Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. 
6.      Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
7.      Mmencari dan menilai pendapat siswa. 
8.      Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
E. Implikasi – implikasi Teori Konsruktivisme
Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini dipaparkan tentang penerapannya.
1.      Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar
2.      Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon
3.      Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi
4.      Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya
5.      Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi
6.      Guru memberikan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif
F. Kelebihan dan Kelemahan Teori Konsruktivisme
1. Kelebihan

a.       Berfikir dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan. 
b.      Faham :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. 
c.       Ingat :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru. 
d.      Kemahiran sosial : Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru. 
e.       Seronok : Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.


2. Kelemahan 

a.       Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
b.      Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda.  
c.       Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
d.      Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses belajar, tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yang sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan.
e.       Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar