Sabtu, 04 Februari 2017

Resume ke 3 dan Refleksi : Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Nama : Indra Lusmana
NIM : 150341603154
Offr : B


"Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran"

A. Teori Belajar Behavioristik
            Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). Teori behaviorisme mengkonsentrasikan pada kajian tentang prilaku nyata yang bisa diteliti dan diukur. Teori ini memandang pikiran sebagai sebuah kotak hitam, dalam artian bahwa respon terhadap stimulus bisa diamati secara kuantitatif, apa yang ada dalam pikiran menjadi diabaikan karena proses pemikiran tidak bisa diamati secara jelas perubahan prilakunya. Tokoh-tokoh kunci dalam perkembangan teori behavioris adalah Ivan Pavlov, Watson, Throndike, dan B.F Skinner. Teori Behavioristik:
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan pada faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
4. Sifatnya mekanis
5. Mementingkan masa lalu
Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang menekankan pada perubahan tingkah laku dengan unsur utama stimulus respons. Salah satu pengaruh teori behaviorime dalam desain pembelajaran adalah lahirnya gerakan sasaran behavioral.Gerakan ini menekankan pada perilaku khusus dan bisa dikuatifikasi. Mnemonic ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree) adalah salah satu implikasi gerakan sasaran behavioral dalam desain pembelajaran. Untuk mengembangkan kelompok sasaran behavioral, sebuah tugas pembelajaran harus diatasi melalui analisis terhadap tugas-tugas spesifik yang bisa diukur. Kesusksesan pembelajaran diukur dengan tes yang berkembang untuk mengukur setiap sasaran.
Berikut contoh teori behaviorisme yang diterapkan dalam pembelajaran multimedia. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran kelompok sasaran atau audience mendapatkan perhatian serius, sebab kelompok sasaran akan mempengaruhi pada semua aspek pengembangan seperti materi, desain pesan (grafik, ukuran teks, warna, animasi), dan tampilan. Multimedia pembelajaran untuk kelompok sasaran anak usia SD akan berbeda dengan kelompok sasaran usia SMA. Bahavior, perubahan prilaku dapat diamati dari jawaban yang benar. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran pemberian informasi jawaban yang benar jika dikembangkan dapat memberikan informasi bagi siswa tentang keberhasilan belajar dangan begitu dapat mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Condition (kondisi) menyelesaikan unit/materi. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran, materi harus didesain sedemikian rupa supaya menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi peserta belajar. Penggunaan unsur-unsur multimedia seperti warna, gambar, animasi, teks yang didesain dengan baik akan sangat mempengaruhi seseorang dalam belajar, artinya desain pesan akan dapat mengkondisikan seseorang dalam belajar. Degree (tingkat keberhasilan), informasi tingakat keberhasilan belajar dalam pengembangan multimedia pembelajaran sangatlah penting karena itu menjadi bagian bagi peserta belajar untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar.
Bentuk lain dari pengaruh teori behaviorisme adalah pembelajaran terpogram dan pengajaran individu.Multimedia pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang sangat terprogram dan individual. Karena itulah desain pembelajaran menjadi sangat penting sebagai bagian dari upaya pengkondisian belajar. Begitu juga sajian materi, pemberian rangkuman, soal dan balikan juga merupakan bagian dari upaya memberikan stimulus, mengkondisikan, mengetahuai respons dalam pembelajaran. Dengan begitu bahwa pengaruh teori belajar behaviorisme sangatlah kuat dalam pengembangan multimedia pembelajaran.


"REFLEKSI"


Pada pertemuan ini dibahas tentang teori belajar Behavioristik. Seperti biasanya pada pertemuan ini dilakukan diskusi bersama di pimpin oleh Dheka Sapti Iskandar. Pada mulanya di bahsas tentang pengertian teori Behavioristik. Dalam diskusi disampaikan bebrapa pendapat tentang teori ini.  Teori Behavioristik berkaitan dengan perubahan perilaku yang diamati yaitu berupa stimulus dan respon. Mental, bakat, minat tidak berpengaruh terhadap teori ini. Teori ini tidak menitikberatkan perubahan mental. Segala seuatu yang tidak dapat diukur, ini berkaitan dengan teori ini seperti perubahan mental atau psikologis siswa.  Jadi intinya dalam teori Behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada perubahan tingkah laku dengan unsur utama stimulus respons.
Pada jaman dahulu sebenarnya para ahli atau peneliti belum memahami adanya proses mental. Pokonya dia berubah itu saja, yang bisa dilihat dari perilaku dan dapat di amati. Para ahli tidak mengaplikasikan semuanya yang ada diteori ini. Sekarang setelah berkembang teori kognitif proses belajar itu tidak hanya bisa di amati tetapi ada proses. Misal bagaimana proses mengingat.
Teori pemrosesan informasi merupakan teori yang menganalogikan otak manusia seperti computer, ada penerimaan , pemrosesan, penyimpanan, dan termasuk responnya.  Dalam teori ini otak ada dua bagian, ada memori jangka pendek dan jangka pendek. Bila informasi datang begitu saja masuk kememori jangka pendek terpalikasi dan tidak tersimpan. Agar masuk dalam jangka panjang maka harus perlu adanya penerapanan dan ada perolehan pengetahuan. Informasi2 baru membatu memperkaya konsep itu. Jadi memori jangka pendek hanya sekedar hafal, akan tetapi di memori  jangka panjang akan di proses. Sehingga  tersimpan tidak hanya terbuang begitu saja.
Level evaluasi memerlukan keterampilan dibawahnya. Keputusan di ambil karena ada proses evaluasi. Dasar dari evaluasi, yaitu analisis. Level menunjukkan kompleksitas berpikir. Jadi semakin tinggi level maka cara berpikirnya semakin kompleks, karena ada proses yang terlewati.
Bahwa seberanya beljar tidak hanya menghafal saja, akan tetapi membangun cara berpikir dan membnagun sikap. Kreativitas, pengambilan keputusan terdapat di long memory.
Landasan dasar seorang pendidik harus tau teori- teori belajar, dan memahaminya. Agar mampu memilah – milah teori apa yang cocok untuk pembelajaran. Proses pembelajaran memperdayakan berpikir menggunakan teknologi. Intinya proses belajar transfer bagimana cara belajar yg benar, buka hanya apa itu belajar, tetapi kita juga harus mengetahui bagimana proses belajar itu bagimana.
Teori Behavioristik tidak jelek, akan tetapi ada beberapa yang tidak bisa diterapkan pada jaman sekarang. Karena sudah tidak cocok untuk jaman sekarang. Seperti memberi hadiah, dan hukuman. Itu sebenarnya awal mula penelitian teori behavioristik dilakukan pada hewan yaitu anjing. Teori Behavioristik disebut juga teori pengkondisian. Nilai seseorang adalah dari ketakwaannya. Di dalam pendidikan sekarang bukan masalah hadiah dan hukuman. Untuk saat ini untuk teori membrikan hadiah dan hukuman tidak cocok. Karena nilai bukan tujuan, melainkan dampak. Jadi dirubah pola pikirnya untuk mencari nilai bukan menjadi tujuan, akan tetapi menjadi dampak. Artinya berprestasi setinggi - tingginya dan memberikan ilmu yang sebanyak- banyaknya untuk orang lain. Hukuman yang seperti apa yang boleh digunakan dalam cara belajar awal yaitu hukuman yg mendidik, akan tetapi makin lama harus dihilangkan. Proses belajar harus mengembangkan sikap, moral dan motoriknya. Topik sikap, yg pertama mengikuti aturan dan yang pling atas adalah karakter. Membangun karakter yang susah untuk saat ini. Membangun karakter yang nomor satu untuk anak- anak. Anak - anak SD harus lebih banyak membangun karakter, berbeda dengan jenjang yang tinggi  seperti SMA lebih banyak di ajarkan teori. Nilai - nilai harus lebih diutamakan. Nilai - nilai agama harus lebih banyak diterapkan untuk kehidupan dan diajarkan saat pembelajaran.     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar